Rabu, 16 Februari 2011

Peta Industri Kecil Menengah (IKM) Unggulan dan Pengusaha IKM Andalan di Wilayah Kota Depok dengan Memanfaatkan ICT

1. Pendahuluan

Potensi Industri Kecil menengah (IKM) Kota Depok sangat berperan di dalam kegiatan perekonomian masyarakat saat ini dari pada Industri Besar (IB), apalagi bila dikaitkan dengan perannya selama masa krisis yaitu berfungsi sebagai penyangga terhadap ketahanan perekonomian masyarakat dan bahkan berfungsi juga sebagai ketahanan sosial, karena melalui keberadaan IKM inilah banyak harapan dibebankan terutama dalam masalah kegiatan perekonomian, khususnya sebagai sumber pendapatan.
Dalam usaha mengembangkan potensi Industri Kecil Menengah (IKM) pada masa mendatang, pemerintah menyusun kebijakan dan program yang antara lain (1) mengembangkan industri penghasil bahan baku/ penolong/ barang modal serta industri komponen, (2) meningkatkan keterkaitan dengan kemitraan usaha antar sector industri, (3) meningkatkan penguasaan teknologi, (4) meningkatkan kerjasama aparatur pemerintah dengan pelaku usaha/ asosiasi bisnis, (5) meningkatkan utilisasi dengan menerapkan skala prioritas kapasitas produksi, (6) pembinaan dan pengembangan IKM melalui model kemitraan dan pengembangan komoditi unggulan, (7) Penguatan usaha IKM melalui pembinaan dan pengembangan layanan terpadu, (8) Peningkatan pembinaan secara terpadu dan pengembangan usaha IKM, dan (9) dukungan dan nfasilitas peningkatan, penguatan peran masyarakat/ lembaga swasta/ professional untuk berperan aktif dalam pembinaan dan pengembangan IKM. Inti dari kebijakan dan program pemerintah tersebut adalah membentuk jaringan produksi, jaringan pembina, dan jaringan pasar.
Dalam perkembangan bisnis masa lalu, cenderung adanya kontradiktif, yaitu disatu fihak memiliki sumber daya (resources) yang cukup memadai, tetapi masih terhambat dalam mewujudkan keunggulan bersaing, hanya terbatas pada keunggulan komparatif atau dengan kata lain IKM masih berbasis pada sumber daya (resources base). Sedangkan di lain fihak lingkungan usaha eksternal mengalami perubahan yang demikian cepat, sehingga yang berbasis sumber daya (resources base) cenderung kurang bisa mengikuti tuntutan eksternal.
Menyadari akan hal tersebut, dewasa ini terdapat kebutuhan yang mendesak, untuk mengidentifikasi IKM yang tidak saja berbasis sumber daya (resources base), tetapi lebih penting adalah untuk melihat prospek ke depan khususnya mengenai pasar.
Dewasa ini pengembangan potensi IKM belum optimal dalam memadukan potensi sumber daya dengan tuntutan pasar (integrated base management), karena itu terasa kebutuhan untuk melakukan pemetaan mengenai IKM unggulan dalam arti tidak saja memiliki keunggulan komparatif, tetapi juga memiliki keunggulan kompetitif ditinjau dari usaha unggulan maupun pengusaha andalan, sebagai penjabaran dari RENSTRA, yaitu membentuk jaringan produksi, jaringan pembina, dan jaringan pasar yang akhirnya akan membentuk perluasan pasar.
Implementasi program dan kebijakan pemerintah tahun 2003 yang dijabarkan dalam RENSTRA tahun 2002 harus konkrit sebagai action plan yang didasari pada pemetaan usaha IKM unggulan dan pengusaha Andalan sebagai masukkan untuk membentuk jaringan produksi, jaringam pembina, dan jaringan pasar.
Berdasarkan kondisi di atas, potensi IKM yang ada di Kota Depok khususnya perlu dikelola dengan efektif dan efesien, supaya secara nyata dapat memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat Kota Depok pada khususnya dan menunjang kesejahteraan Nasonal pada umumnya, maka pemerintah dan dunia usaha harus memfasilitasi suatu program kegiatan dalam bentuk pola pembinaan dan pengembangan IKM Kota Depok, tetapi di sisi lain pola pembinaan dan pengembangan IKM masih sangat sulit, karena belum dimilikinya blueprint pembinaan IKM untuk kurun waktu 2002 s/d 2007 yang mencakup informasi mengenai berbagai komoditi unggulan (dilihat secara komparatif dan kompetitif) dan siapa pengusaha yang diandalkan (player), sehingga pola pembinaan dan pengembangan IKM menjadi tidak tepat sasaran dan tidak dapat diukur berhasil atau tidaknya kegiatan pembinaan tersebut yang akhirnya akan mempersulit action plan sebagai mana yang dijabarkan dalam rencana strategi (RENSTRA) untuk lima tahun ke depan.
Berdasarkan penomena di atas, maka pemerintah yang dipelopori oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan propinsi Kota Depok melakukan pertemuan (semiloka) dengan berbagai pihak yang telah dan akan terlibat dalam kegiatan pembinaan dan pengembangan Industri Kecil Menengah. Dari semiloka tersebut diperoleh gambaran nyata dan menyeluruh tentang kondisi IKM baik dilihat dari sudut potensinya maupun dari permasalahannya, informasi ini sangat diperlukan supaya program yang akan diberikan tepat sasaran serta sesuai harapan pengusaha. Atas dasar informasi yang didapat dari hasil perumusan, maka dilanjutkan pemetaan terhadap profil pengusaha andalan dan komoditi unggulan yang akan dibahas secara rinci dalam penelitian ini.
Karena itu perlu diadakan penelitian mengenai stratifikasi kondisi IKM sesuai dengan kondisi nyata usaha dan para pengusahanya, baik potensi maupun permasalahnya, sehingga bentuk penanganan masalahnya dapat disesuaikan dengan harapan pengusaha, yaitu ditetapkannya usaha unggulan dan pengusaha andalan yang nantinya akan dapat memberikan arah terhadap prioritas program yang sangat mendesak (crusial) dan sangat penting (importance) dengan penjadwalan yang terencana disesuaikan berdasarkan rencana strategi (RENSTRA) untuk kurun waktu selama 5 (lima) tahun.


2. Tujuan dan Ruang Lingkup
1) Memetakan pengusaha andalan berdasarkan sikap jiwa kewirausahaan (commitment) serta kemampuan (competent) pengusaha dalam menjalankan usaha IKM.
2) Memetakan usaha IKM unggulan berdasarkan daya tarik industri (industry attractiveness) yang mencakup penganalisisan terhadap lingkungan makro eksternal dan lingkungan mikro eksternal serta kekuatan usaha (business strength) yang mencakup penganalisisan terhadap kemampuan berproduksi, kemampuan keuangan, kondisi SDM, kemampuan pemasaran, dan kemampuan dalam riset & pengembangan.

3. Posisi Pengusaha Andalan di Kota Depok

Kota Depok memiliki potensi pengusaha yang cukup andal, hal ini dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah, terdapat 5 jenis usaha/komoditi yang memiliki pengusaha andalan (komitmen tinggi-kompetensi tinggi), 2 jenis usaha/ komoditi yang memiliki pengusaha cukup andal (komitmen sedang-kompetensi tinggi), 12 jenis komoditi/ usaha yang memiliki pengusaha cukup andal (komitmen tinggi-kompetensi sedang), dan 2 jenis komoditi/ usaha yang memiliki pengusaha andalan sedang (komitmen sedang-kompetensi sedang).
Strategi pembinaan dan pengembangan pengusaha yang berada pada sel 1 dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada para pengusaha untuk membina para pengusaha lain dan memberikan informasi mengenai usaha secara online (ekstranet) antara pengusaha yang andal dengan dinar perindustrian dan perdagangan Kab/ Kota.
Demikian juga strategi pembinaan pengusaha yang berada pada sel 2 dilakukan dengan cara memberikan pelatihan mengenai motivasi usaha. Sedangkan strategi pembinaan pengusaha yang berada pada sel 4 dilakukan dengan cara memberikan pelatihan mengenai bidang-bidang keahlian usaha, seperti manajemen pemasaran, SDM, Keuangan, dan Produksi.
Strategi pembinaan pengusaha yang berada pada sel 5 dilakukan dengan cara memberikan pelatihan baik mengenai keahlian usaha maupun motivasi usahanya. Pengusaha yang berada pada sel 7 harus dinbina mengenai bidang keahlian pada usahanya, baik secara manajerial maupun teknis dengan pembinaan secara kontinu.

4. Posisi Usaha Unggulan di Kota Depok

Pada Gambar 2 di bawah mengungkapkan tentang keberadaan beberapa usaha unggulan yang ada di Kota Depok yang didasarkan atas daya tarik industri dan kekuatan bisnis yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan pada pemetaan di bawah, strategi pembinaan dan pengembangan usaha untuk komoditi pada sel 1 dilakukan dengan menciptakan pertumbuhan melalui penyediaan bahan baku sendiri (Vertical Integration), agar dapat meningkatkan kekuatan bisnis atau komposisi kompetitifnya, perusahaan harus melakukan upaya meminimalkan biaya dan operasi yang tidak efisien dan mengontrol kualitas serta distribusi.
Demikian juga untuk strategi pembinaan dan pengembangan usaha untuk komoditi yang berada pada sel 2 dilakukan dengan cara melakukan konsentrasi bisnis melalui Horizontal Integration. Strategi ini dengan melakukan pemasaran sendiri melalui outlet yang dimiliki sendiri atau membuat jaringan bisnis sesama jenis komoditi agar diperoleh tingkat efisiensi yang tinggi.
Komoditi yang berada pada sel 4, strategi pembinaan dan pengembangan usahanya harus melakukan perubahan yang lebih mengarah kepada pembenahan di dalam yang dilakukan secara hati-hati guna meningkatkan efisiensi operasi.
Komoditi yang berada pada sel 5a, strategi pembinaan dan pengembangan usahanya dengan cara melakukan konsentrasi bisnis melalui Horizontal Integration. Strategi ini dengan melakukan pemasaran sendiri melalui outlet yang dimiliki sendiri atau membuat jaringan bisnis sesama jenis komoditi agar diperoleh tingkat efisiensi yang tinggi. Sedangkan komoditi yang berada pada sel 5b, strategi pembinaan dan pengembangan usahanya dilakukan dengan memperluas pasar, fasilitas produksi, dan teknologi melalui pengembangan internal maupun eksternal dengan melakukan kerja sama dengan perusahaan lain dalam komoditi yang sama.


5. Kesimpulan
1. Pengusaha andalan untuk Industri Kecil dan Menengah di Kota depok sekaligus merupakan pengusaha binaan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan tingkat propinsi dan Kabupaten/ Kota diharapkan dapat menjadi pendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan ekonomi di Kota depok. Berdasarkan temuan lapangan survey pengusaha andalan di Kota depok 2002, bahwa sebagian besar para pengusaha IKM sebagai pemilik usahanya juga bertindak sebagai pengelola usaha tersebut, serta pendirian usahanya berdasarkan inisiatif sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar para pengusaha IKM di Kota depok memiliki komitmen yang cukup tinggi terhadap usahanya dan sekaligus dituntut untuk memahami usaha yang dikelolanya berdasarkan bisnis intinya (core competency).
2. Pada sisi lain, dilihat dari pendidikan formal, hanya sebagian kecil diantara para pengusaha di Kota depok memiliki pendidikan tinggi dan sebagain besar pendidikan yang didapatkan baik secara formal maupun non formal tidak sesuai dengan bisnis inti (core business) yang akan mereka usahakan sebelumnya, tetapi setelah para pengusaha tersebut menjalankan usahanya, maka pemerintah dalam hal ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan tingkat Propinsi maupun Kabupaten/ Kota, serta para pembina dari instansi terkait yang lain memberikan binaan/ pelatihan terhadap para pengusaha sesuai dengan bidang usaha mereka. Sehingga proses pelajar (learning curve) yang mereka alami cukup lama, walaupun akhirnya tidak sedikit diantara mereka berhasil mengelola usahanya dengan baik, karena sebagian besar dari para pengusaha yang berhasil mengelola usahanya dengan baik, mencurahkan waktu untuk kegiatan usahanya sekitar 8 (delapan) jam per hari dan 7 (tujuh) hari per minggu, serta memiliki pengalaman menjalankan usaha-usaha dagang di bawah usia 40 (empat puluh) tahun.
3. Sebagian besar peran para pengusaha IKM di Kota depok ketika mendirikan usahanya, yaitu merencanakan usahanya sendiri, menyusun strategi usaha sendiri, menggunakan ide-ide sendiri, berusaha menciptakan komoditi baru walaupun sebagian diantara mereka meniru komoditi yang sudah ada, menerapkan teknologi yang masih tradisional sesuai dengan usahanya, sebagian menciptakan ide-ide baru sendiri dan sebagian lagi terobsesi oleh ide pengusaha lain yang lebih dahulu berhasil.
4. Hasil penelitiaan saat ini komoditi unggulan yang dihasilkan oleh IKM di Kota depok mengalami banyak perubahan, hal ini sejalan dengan penurunan aktivitas ekonomi dalam beberapa waktu yang lalu dan tidak sedikit kegiatan yang menghasilkan komoditi unggulan mengalami penurunan yang tajam dalam aktivitasnya, tapi ada juga yang dapat mempertahankan kegiatannya sekalipun dilanda krisis ekonomi dan perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang tidak stabil.
5. Pada umumnya usaha IKM di Kota depok lebih menitik beratkan pada sumberdaya yang mereka miliki (resource-based) dari pada ke pasar sasarannya (market-based).
DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David A. 2001. Strategic Market Management. Sixth Edition, John Willey & Sons, Inc., New York.

Ahmed, Pervaiz K and Mohammad Rafiq. 2002. Internal Marketing : Tools and Concept for Customer-Focused Management. Butterworth Heinemann., Oxford.

Barlow, Janelle and Dianna Maul. 2000. Emotional Value : Creating Strong Bonds with Your Customers. Berrett-Koehler Publishers,Inc., San Francisco.

Bendell, Tony, Louise Boulter, dan John Kelly. 1995. Benchmarking for Competitive Advantage. Pitman Publishing Inc., London.

Bergeron, Bryan. 2002. Essentials of CRM : A guide to Customer Relationship Management. John Wiley & Sons, Inc., New York.

Brown, Stanley A. 2000. Customer Relationship Management : A Strategic Imperative in The World of e-Business. Interrobang Graphic Design Inc., Canada.

Colley, John L, Jacqueline L Doyle and Robert D Hardie. 2001. Corporate Strategy. The McGraw-Hill Executive MBA Series., New York.

Cravens, David W and Nigel F. Pierly. 2003. Strategic Marketing. McGraw-Hill., Boston.

Cook, Michelle and Curtis Cook. 2000. Competitive Intelligence. Great Britian by Bell & Bain Ltd, Glasgow., London.

D’Aveni, Richard A. dan Robert Gunther, 1995. Hypercompetitive Rivalries: Competing In Highly Dynanic Environments. The Free Press., New York.

Day, George S. 1999. Market Driven Strategy : Processes for Creating Value. The Free Press., New York.

Fitzsimmons, James A and Mona J. Fitzsimmons. 1994. Service Management for Competitive Advantage. McGraw-Hill International Editions., New York.

Gordon, Ian H. 2002. Competitor Targeting : Winning the Battle for Market and Customer Share. John Wiley & Sons., Canada.

Griffin & Lowenstein. 2001. Customer Winback: How to Recapture Lost Costomers and Keep Them Loyal.Jossey-Bass A Willey Company San Francisco

Greenberg, Paul. 2002. CRM : Capturing and Keeping Customers in Internet Real Time. Second Edition, McGraw-Hill., New York.

Gummesson, Evert. 1999. Total Relationship Marketing : Rethinking Marketing Mangement: From 4Ps to 30Rs. Butterworth Heinemann.,Oxford.

Heskett, James L, W. Earl Sasser, Jr, and Leonard A. Schlesinger. 1997. The Service Profit Chain : How Leading Companies Link Profit ang Growth to Loyalty, Satisfaction, and Value. The Free Press., New York.

Hitt, Michael A., R. Duane Ireland and Robert E. Hoskisson. 2001. Strategic Management : Competitive and Globalization. Fourth Edition, South-Western Publishing., USA.

Horovitz, Jacques. 2000. Seven Secrets of Service Strategy. Prentice-Hall., Harlow., England.

Kotler, Philip and Karen F.A. Fox. 1995. Strategic Marketing for Educational Institutions. Second Edition, Prentice Hall, Inc., New Jersey.

_______dan Gary Armstrong. 2001. Principle of Marketing. Ninth Edition, Prentice Hall International, Inc., New Jersey.

___________. 2000. Marketing Management. Millenium Edition, Prentice Hall International, Inc., New Jersey.


Lovelock, Christopher and Lauren Wright. 2002. Principles of Service Marketing and Management. Second Edition, Prentice Hall.,New Jersey.

__________________, Jochen Writz, and Hean Tat Keh. 2002. Service Marketing and Management. Prentice-Hall., Singapore.

Minett, Steve. 2002. B2B Marketing : A Radically Different Approach for Business to Business Marketers. Prentice-Hall., London.

Pollard, Andrew. 1999. Competitor Intelligence : Strategy, Tools, and Technique for Competitive Advantage. Pitman Publishing., London.

Porter, Michael E. 1993. Competitive Strategy : Techniques for Analyzing Industrial and Competitors. The Free Press, A Division of Macmillan,Inc., New York.

Schonberger, Richard J. 1990. Building Achain of Customers : Linking Business Functions to Create The World Class Company. The Free Press, A Division of Macmillan, Inc., New York.

Storbacka, Kaj and Jarmo R. Lehtinen. 2001. Customer Relationship Management. Mc.Graw Hill Education., Singapore.

Sucherly. 1996. Strategi Pemasaran dalam Industri Kayu Gergajian dan Pengaruhnya Terhadap Penjualan. Disertasi S3-UNPAD., Bandung.

________. 2003. Survey House Style PT. Telkom Indonesia Divre III. P3B-Unpad., Bandung.

________.2002. Customer Satisfaction Survey and Loyalty PT. TELKOM Divre III. P3B-Unpad., Bandung.

_________.2002. Customer Profile dan Behavior Jasa SLI-008 PT. Satelit Palapa Indonesia. P3B-Unpad., Bandung.

_________.2002. Customer Satisfaction and Loyalty Survey PT. Bank Jabar. P3B-Unpad. Bandung.

_________.2002. Pemetaan Komoditi Industri Kecil Menengah Unggulan dan Pengusaha Andalan di Propinsi Jawa Barat. P3B-Unpad., Bandung.

_________.1999. Penelitian Kapabilitas Organisasi di Badan Pemeriksa Keuangan. P3B-Unpad., Bandung.

Swift, Ronald S. 2001. Accelerating Customer Relationships : Using CRM and Relationship Technologies. Prentice Hall PTR, Upper Saddle River., London.

Wheelen, Thomas L. d J. Hunger. 2000. Strategic Management : Business Policy. Prentice Hall International., New Jersey.

Tidak ada komentar: